Hal pertama yang terlintas di pikiran saya tentang pulau Kalimantan adalah pulau yang sebagian besarnya dikelilingi oleh hutan. Jadi banyangan saya saat ke Kalimantan saya akan melintasi jalanan yang di kanan dan kirinya adalah hutan. Namun ternyata saya salah saudara-saudara.
Pada bulan Mei dan Juli saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke Kalimantan. Perjalanan kali ini adalah dalam rangka melakukan asessment terhadap siswa pelatihan di Pelaihari. Pelaihari merupakan salah satu daerah yang berada di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
Sepanjang perjalanan dari Bandara Syamsudin Noor ke Pelaihari yang saya lihat adalah tanah luas yang merupakan area persawahan, rawa, dan juga beberapa ladang kelapa sawit. Saya juga melihat rumah-rumah panggung penduduk setempat dan juga bangunan-bangunan milik pemerintah serta pabrik. Dimana hutannya? itu pertanyaan saya.
Selain itu pada hari terakhir di sana kami menyempatkan diri berkeliling di Banjarbaru. Kami diajak mengunjungi Taman hutan Raya di Banjar Baru. Mobil yakmi gunakan adalah mobil kijang versi lama yang sudah cukup tua. Dan taraaaa mobilnya sempat mogok beberapa kali sampai kami harus dijemput menggunakan mobil yang lain yang lebih baik kondisinya hehehe. Itu Tidak terlupakan karena dari situ kami malah bisa berinteraksi dengan penduduk lokal. Kami sempat numpang berteduh di rumah penduduk setempat dan mikin indomie wkwkwkwk.
Pada Kunjungan saya yang kedua ke Kalimantan saya ditugaskan ke Pelaihari lagi. Alhamdulillah, kali ini tidak ada insiden mati listrik lagi. Kegiatan asessment pun bisa kami lakukan dengan lebih cepat sehingga kami punya banyak waktu untuk beristirahat. Selain itu kami juga jadi lebih bisa menikmati Kota Banjarmasin. Pada Kunjungan yang pertama saya tidak sempat ke Banjarmasin. Begitu asessment selesai, pada hari kedua sekitar jam 17.00 WITA kami meluncur dari Pelaihari menuju Banjarmasin yang kurang lebih memakan waktu 1,5 jam.
Begitu sampai di Kota Banjarmasin kami langsung menuju tempat makan khas Banjar namanya Mie Bancir ala Agus Sasirangan. Rasa mienya cukup enak tapi bagi saya porsinya terlalu banyak (maklum porsi makan saya sedikit. Saya juga sempat menyicipi salad khas banjar yang terbuat dari timun yang diserut ditambah beberapa sayuran seperti selada dan lain-lain yang dicampuri saos dari daging sapi. Sedikit aneh menurut saya rasanya.
Malam itu begitu sampai hotel kami meletakkan barang-barang kemudian bersih-bersih badan. Rasanya tak ingin melewatkan waktu, saya dan teman-teman memilih jalan-jalan di tengah-tengah kota Banjarmasin. Keesokan harinya kami masih bisa menyempatkan diri melihat pasar terapung Lok Baintan sebelum check out. Alhamdulillah, terima kasih Banjarmasin!
Begitu sampai di Kota Banjarmasin kami langsung menuju tempat makan khas Banjar namanya Mie Bancir ala Agus Sasirangan. Rasa mienya cukup enak tapi bagi saya porsinya terlalu banyak (maklum porsi makan saya sedikit. Saya juga sempat menyicipi salad khas banjar yang terbuat dari timun yang diserut ditambah beberapa sayuran seperti selada dan lain-lain yang dicampuri saos dari daging sapi. Sedikit aneh menurut saya rasanya.
Malam itu begitu sampai hotel kami meletakkan barang-barang kemudian bersih-bersih badan. Rasanya tak ingin melewatkan waktu, saya dan teman-teman memilih jalan-jalan di tengah-tengah kota Banjarmasin. Keesokan harinya kami masih bisa menyempatkan diri melihat pasar terapung Lok Baintan sebelum check out. Alhamdulillah, terima kasih Banjarmasin!
Komentar
Posting Komentar