Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Mencari Semangat yang Hilang


Pada bulan januari saya mengalami penurunan semangat dalam menjalani hidup. Saya menjadi tidak percaya diri, pesimis, galau, dan gampang sedih. Sejak akhir tahun hingga awal tahun banyak hal yang sedang saya hadapi. Ada beberapa permasalahan dan juga tanggung jawab yang harus saya laksanakan. Saya sangat kelelahan baik kelelahan secara fisik maupun secara pikiran.

Ada satu masa dimana saya benar-benar merasa kehilangan diri saya. Saya merasa saya tidak sedang baik-baik saja dan rasanya sulit keluar dari masalah ini. Sampai akhirnya saya mencoba menghubungi teman baik saya dan mencoba bercakap dengannya. Selanjutnya kami berjanjian untuk bertemu.

Ada setitik kelegaan setelah saya bercakap dengan teman saya. Saya merasa saya tidak sendirian. Sepertinya yang saya butuhkan memang ngobrol dengan teman. Akhir-akhir ini saya sering memendam permasalahan sendiri. Saya enggan dan malu bercerita dengan teman karena takut membebani. Padahal sesungguhnya saya sangat membutuhkan teman untuk berbagi.

Apa yang saya hadapi ini sepertinya merupakan akumulasi dari segala permasalahan yang saya hadapi dan saya belum menemukan titik-terangnya. Sepertinya ini juga bagian dari akumulasi emosi-emosi negatif yang selama ini saya pendam dan tidak saya selesaikan sehingga menumpuk dan siap diledakkan. Semua tampak kacau dan berantakan pada saat itu.

Selain mengajak ngobrol teman saya juga banyak berdo’a dan mendekatkan diri pada Alloh agar diberi jalan keluar. Saya memperbanyak istighfar, membaca alqur’an dan juga melakukan sholat malam. Alhamdulillah tiap kali sholat malam jiwa saya merasa tenang. Saya juga mencoba berdialog dengan diri saya sendiri untuk menggali apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya saya inginkan. Saya mencoba jujur dengan diri saya sendiri.

Saya mencoba merunut awal  mula mengapa saya bisa mengalami hal ini.  Akhirnya saya menemukan beberapa jawabannya:
  • Saya belum ikhlas menerima apa yang terjadi pada hidup saya, sayapun belajar mengikhlaskannya meskipun tidak mudah.
  • Saya sangat memaksakan diri saya sendiri, harusnya jika lelah ya beristirahat dan tidak memforsir tubuh maupun pikiran saya karena dampaknya tidak baik untuk fisik dan mental.
  • Saya tidak berani untuk mengatakan tidak pada orang lain, akhirnya saya malah menyulitkan diri saya sendiri. Jika tidak mau melakukan sesuatu atas permintaan orang lain beranilah untuk berterus terang dan mengatakan tidak.
  • Saya selalu merasa diburu-buru oleh waktu, akibatnya saya jadi grusah-grusuh, tidak sabaran, dan jadinya malah nggak teliti/ceroboh. Maka saya berusaha untuk menikmati apa yang saya lakukan, belajar bersikap tenang, hadir penuh, sadar dan utuh. Salah satunya dengan merasakan tarikan dan hembusan nafas serta hadir sepenuhnya dalam setiap aktifitas.
  • Saya kurang mengapresiasi diri saya sendiri meski dengan hal-hal sederhana, mulai saat ini saya belajar untuk mengapresiasi diri saya sendiri dengan hal-hal yang saya suka. Misalnya: jalan-jalan tiap akhir pekan, nonton drama favorit, dan lain-lain
  • Saya menyimpan masalah saya sendiri dan tidak membagikannya kepada orang yang tepat. Saya harus lebih banyak bertemu dan ngobrol dengan teman-teman saya terutama teman baik saya.

Ini adalah hikmah yang saya dapatkan ketika saya mengalami masa-masa sulit hingga nyaris putus asa. Semoga ke depannya jika saya mengalami hal-hal sulit lagi saya akan lebih mudah menanganinya. Semangaaat!:D


life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar