Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Jalan Hijrahku


Bismillaah, postingan kali ini adalah tentang kajian “Ini Jalan Hijrahku” yang disampaikan oleh Ustadz Salim A. Fillah pada  tanggal 29 September 2017 di Masjid Al Azhar Jakapermai Bekasi. Lama banget ya baru diposting sekarang:)

 Pertama-tama Ustadz Salim A.Fillah mengingatkan kembali tentang keutamaan menghadiri majelis ilmu. Siapa yang menempuh jalan untuk berdekat-dekat dengan majelis ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju surga.

Atha’ Bin Abi Rabbah mengatakan, “Aku menyimak suatu hadist seolah-olah aku baru mendengarnya”. Padahal Atha' Bin Abi Rabbah sudah mengetahui hadist tersebut. Para salafus shaleh tak pernah menyia-nyiakan langkah kakinya untuk menuju majelis ilmu.

Di jaman sekarang dimana informasi tersebar begitu cepat dan mudah melalui media sosial bukan hal yang keliru saat kita mengambil ilmu dari youtube tetapi jangan melupakan untuk datang langsung ke majelis ilmu.

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikelilingi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (H.R. Muslim)

Cara mendapatkan rahmat Allah adalah sering-sering datang ke majelis ilmu. Yang banyak gelisah datanglah ke majelis ilmu. Allah lebih besar dari kekhawatiran kita, lebih besar dari beban-beban yang kita rasakan. Jadilah kita orang yang terkenal di langit daripada di bumi.

Hijrah adalah kata yang indah. Dan sekarang ini hijrah menjadi sesuatu yang sangat populer.  Hijrah  generasi pertama ke Habasyah, hijrah generasi kedua ke Thaif. Tidak ada lagi hijrah ke madinah setelah Fathul Makkah. Hijrah masih dibuka oleh Allah untuk kita selama taubat masih dibuka. Taubat masih dibuka sampai matahari terbit dari barat.

Hijrah adalah meninggalkan sesuatu yang menghalangi kita dari meraih ridho Allah SWT, wujudnya bisa keluarga, pekerjaan, kekasih, lingkungan, dan lain sebagainya.

Dalam berhijrah ada 4 hal yang perlu kita lakukan:

Hijrah dalam hal keyakinan (Hijrah I’tikad)
Kita harus hijrah dari keyakinan-keyakinan yang keliru. Contoh keyakinan yang keliru antara lain keyakinan golongan Jabariyah yaitu kaeyakinan bahwa seseorang berbuat dosa karena takdir Allah. Kemudian contoh lainnya adalah keyakinan Khawarij, yaitu keyakinan dimana mereka memahami bahwa pelaku dosa besar dihukumi kafir. Dan contoh terakhir yang diberikan adalah keyakinan Murjiah, dimana mereka meyakini bahwa berbuat maksiat itu tidak apa-apa karena Allah SWT Maha Pengampun.
Kita harus melepaskan diri dari keyakinan yang salah. Bid’ah yang paling berbahaya adalah bid’ah dalam hal keyakinan (i’tikadiyah) bukan bid’ah amal.

Hijrah Tsaqafiah
Imam Ghazali pernah mengkritik orang-orang yang mendikotomi antara ilmu dunia dan ilmu akhirat pada masanya. Ilmu itu selama bermanfaat dan kita berlajarnya diniatkan untuk beribadah kepada Allah maka itu adalah ilmu Allah SWT. Jadi jangan memisahkan antara ilmu syariah dan ilmu kedokteran misalnya. Semua ilmu itu datangnya dari Allah SWT dan niatkanlah mempelajarinya untuk beribadah kepada Allah.

Hijrah Sulukiyah (Hijrah Perilaku)
Takkan lurus perilaku seseorang sampai lurus hatinya. Tak akan lurus hati seseorang sampai lurus lisannya. Jangan sampai perilaku kita merugikan orang lain, jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita menyakiti hati orang lain.

Hijrah Selera
Contohnya: yang tadinya suka dengerin rock jadi suka dengerin nasyid, yang tadinya suka dengerin nasyid jadi dengerin murotal, selera dalam memilih jodoh, makanan, dan lain-lain. Dilakukan sedikit demi sedikit, bertahap sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT.

Selain itu di dalam hijrah setidaknya ada 4 bekal yang harus kita siapkan, bekal tersebut adalah

Tadhiyah(pengorbanan)
Dalam hijrah selalu ada yang dikorbankan. Kita bisa mengingat kisah Mushab bin Umair, pemuda kaya raya yang rela meninggalkan kemewahan demi merasakan nikmatnya hidayah Islam. Sesuatu yang kita korbankan itu bisa jadi adalah sesuatu yang memberikan kita kenyamanan, kenikmatan, dan lain-lain. Kesiapan berkorban menjadi sesuatu yang mendasar dalam hijrah.

           At Tawakkal (berserah diri kepada Allah)
At Tawakkal adalah keberanian bersandar kepada Allah SWT bukan kepada yang lain.

At Ta’alum (suka belajar)
Jangan pernah merasa cukup. Belajar kepada siapapun termasuk kepada seseorang yang mungkin kedudukannya dalam pandangan umum lebih rendah dari kita.

At Tawadhu’(rendah hati)
Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain karena banyak orang yang sudah berhijrah kemudian merasa lebih baik dari orang lain, merasa paling pintar, dan paling benar. Kesalahan paling besar adalah tidak pernah merasa paling bersalah.

Untuk kajian lengkapnya bisa lihat juga di link berikut:

Wallahua'lam bishshawab
Semoga bermanfaat:)




life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar