Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Pelajaran Syukur di Pagi Hari

Pagi ini kulangkahkan kakiku dengan semangat. Hari ini hari Rabu aku harus berangkat pagi-pagi karena ada kelas tahsin jam 06.10 WIB di Masjid Mardhiyah. Minggu lalu aku sudah bolos karena malam harinya aku tidur larut dan bangun terlambat karena habis subuh aku tak kuasa menahan kantukku. Rasanya menyesal sekali:( 

Ketika aku keluar rumah kurasakan suasana yang indah, langit biru cerah, pohon-pohon tegak menghijau, dan hei lihat! gunung merapi terlihat gagah sekali. Sepanjang perjalanan aku tak bosan memandang langit yang biru dan sesekali ku lihat merapi yang terlihat begitu memukau. Nikmat-Nya yang mana lagi yang kan kau dustakan? Alhamdulillah bisa kembali menghirup udara pagi dan merasakan kebesaranNya.



Sesampainya di Masjid Mardhiyah baru ada dua orang yang datang. Mbak Ifah sang pengajar, dan Putri. Kami mengobrol sebentar. Mbak Ifah malah cerita kalau dia dan rekan-rekannya di  Rumah Tahfidz baru saja diingatkan oleh pendamping asramanya karena pada hari ini mereka belum setor hafalan. Kata Ustadzahnya "Kalau kita tidak disibukkan dengan Al Quran kita akan disibukkan dengan hal yang lain, paling tidak sediakan waktu untuk kita dan alquran dari 24 jam yang kita miliki". Kurang lebih begitu nasehatnya. Seharusnya pagi ini antara habis subuh sampai jam 06.00 WIB Mbak Ifah dan kawan-kawannya setor hafalan namun sebagian besar dari mereka malah melakukan aktifitas lain dan kontan hal itu membuat pendamping asrama gerah dan memberikan nasehat.

Subhanallah, salut dengan teman-teman di rumah tahfidz. Mereka komitmen untuk menghafal quran dan menjaganya. Merasa sudah diingatkan oleh Mbak Ifah karena sudah mau berbagi cerita. Paling tidak dalam waktu 24 jam yang kita miliki ada waktu-waktu khusus kita berinteraksi dengan Al Quran entah itu tilawah, hafalan, tadabbur, maupun muraja'ah. Jadi merasa beruntung berada di tengah orang-orang yang mencintai Al Quran. Nikmat-Nya yang mana lagi yang kan kau dustakan?

Sembari belajar tahsin dan menunggu giliran untuk membaca aku memperhatikan sekitar . Ada anak kecil yang usianya sekitar 3 tahun kulihat bermain begitu ceria. Aku menatapnya iba sekaligus haru. Ada benjolan cukup besar di lehernya. Mungkin itu tumor tetapi aku tidak tau itu tumor apa. Aku perhatikan terus dia. Dia terlihat begitu ceria seolah tak merasakan sakit yang dialaminya. Memandangnya malah membuatku tersenyum haru karena dia terlihat tanpa beban dan asyik bermain. Di dekatnya ada ibu-ibu yang membawa tentengan besar dan termos. Sepertinya itu ibunya. Sepertinya adik ini adalah pasien RS Sardjito. Semoga Allah menyembuhkan penyakitmu ya Dek, amin. Pengen banget motret si Adek, tapi gak jadi.

Betapa nikmatnya sehat itu. Nikmatnya sehat baru terasa manakala kita sakit. Seringkali kita lalai akan nikmat sehat yang sudah diberikanNya. Melihat Adek tadi membuatku merasa beruntung dikakruniai badan yang sehat. NikmaT-Nya yang mana lagi yang kan kau dustakan? alhamdulillah.......

 "......Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" (Q.S. An Naml: 19)


life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar

  1. Pengen juga mbak belajar di rumah tahfidz... :(

    btw apakah korelasi antara konten postingan ini dengan foto paling bawah yg ada aku nyah? :p

    BalasHapus
  2. aku tahsinnya di masjid mardhiyah,yg ngajar anak rumah tahfidz. Skrg ini di rumah tahfidz ada program buat anak yg mau hafalan tp gak mukim dsna, bs daftar ke sana di deresan. foto yg paling bawah gambarin kumpulan orang2 saleh hehe itu lho lihat ayat qur'annya:)

    BalasHapus

Posting Komentar