“ Che piye kabarmu? ”
Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan Ibu dalam salah satu adegan mimpi yang menghiasi malam-malam saya. Sepeninggal Ibu saya cukup sering bermimpi tentang beliau. Dalam mimpi itu adegan-adegan yang terjadi seperti Ibu belum meninggal saja, Ibu masih hidup dan sedang berada di rumah.
Sepeninggal Ibu saya masih sering bertanya-tanya pada diri saya sendiri apakah saya bermimpi? Apakah ini nyata? Benarkah ibu sudah pergi? Ternyata melepaskan kepergian orang yang kita sayangi bukan hal yang mudah. Kehilangan seseorang yang kita cintai itu sangat menyakitkan. Hari-hari sepeninggal Ibu saya lewati dengan rasa hampa, sepi, dan sedih. Tak jarang saya menangis sendiri mengingati beliau. Satu bulan pertama ditinggal Ibu merupakan hari-hari yang suram buat saya. Kadang saya masih sulit mencerna apa yang sebenarnya terjadi, banyak emosi berkecamuk dari dalam diri yang harus saya hadapi.
Pada akhirnya saya harus menyadari bahwa ini adalah bagian dari takdir Ilahi yang harus saya imani. Sekarang Ibu sudah tidak capek lagi, tidak sakit lagi. Ibu insyaAlloh sudah tenang di alam sana. Tugas saya adalah senantiasa mendoakannya dan meneruskan kebaikan-kebaikannya.
Selamat jalan ibu, aku akan selalu merindukanmu. Terima kasih sudah menjadi ibuku dan membesarkanku dengan sepenuh hati. Perjuangan dan pengorbananmu amat berarti. Semoga Alloh ridho dengan Ibu dan menempatkan Ibu di tempat yang tinggi bersama orang-orang yang diberkahi. Aamiin
67 Hari kepergian Ibu, Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha.
Komentar
Posting Komentar