Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

MENULIS

MENULIS
Pernah terlitas dalam pikiran saya untuk menjadi seorang penulis. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kesenangan saya dalam membaca cerpen maupun novel. Rasanya ada kepuasan tersendiri ketika tulisan-tulisan kita mampu menginspirasi banyak orang. Saya suka membaca cerpen maupun novel semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas. Bacaan favorit saya adalah novel-nover remaja Islami. Novel-novel tersebut memberi saya inspirasi untuk senantiasa dalam kebaikan. Saat itu saya memang baru semangat-semangatnya belajar Islam. Melalui novel saya mendapatkan banyak pelajaran yang bisa saya aplikasikan dalam hidup saya. Saya suka membaca novel karya Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, Afifah Afra, dan juga Habiburrahman El Shirazi. Sering membaca karyanya membuat saya ingin menghasilkan karya-karya juga seperti mereka.
Pernah saya mencoba membuat cerpen namun sering tidak tuntas. Ceritanya mandeg di tengah jalan. Inilah salah satu kelemahan saya, Saya tidak membuat rancangannya terlebih dahulu. Saya maunya cepet, begitu ada inspirasi cerita langsung nulis tanpa membuat rancangannya terlebih dahulu. Saya juga pernah membuat rancangan untuk novel namun saya belum menuliskannya. Sepertinya saya masih butuh banyak bekal untuk menjadi seorang penulis terutama penulis novel. Saya sendiri juga menyadari bahwa keinginan saya untuk menjadi penulis belum kuat. Kadang kala hati ini mudah berubah. Suatu saat ingin jadi penulis. Namun disaat yang lain ingin jadi penyiar radio saja atau menjadi reporter.
Dari hati yang paling dalam saya ingin bias menulis dengan baik. Menulis apapun itu baik cerpen, artikel, maupun novel. Saya ingin bisa membuat tulisan yang bisa menginspirasi banyak orang. Menginspirasi untuk melakukan kebaikan. Sebenarnya saya menulis ini setelah membaca komentar Pak Nana Sudiana di milist PKPU. Pak Nana adalah GM Penghimpunan PKPU. Beliau sering menulis di milist.  Tulisan-tulisannya baik artikel maupun cerpen cukup mengesankan bagi saya. Salah satunya adalah cerpen yang berjudul Pulang (ini linknya: http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/03/21/pulang/).
Setelah membaca cerpen tersebut saya memberi komentar seperti ini, “Bagus Pak, menyentuh...saya dukung pak untuk bikin novel hehe.
Kemudian Pak Nana membalas komentar tersebut, “mba cece,
terima kasih sudah mampir dan membacanya.

terima kasih dukungan-nya,
mudah-mudahan do'anya untuk terus bisa menulis hingga jadi novel bisa kesampaian.

barangkali kalau selama ini sudah ada kabid pdg aceh (akh wayir nuri / muhammad al azhir) yang bisa menerbitkan novel yang indah dengan judul "secangkir kopi untuk relawan", mudah-mudahan saya juga bisa segera ketularan untuk membuat cerita dalam bentuk yang lain (cerpen.....syukur-syukur juga bisa sampai pada novel).

saya juga yakin, semuanya pada dasarnya bisa menulis, bahkan bisa lebih baik dari semua tulisan yang ada saat ini.
menulis saya meyakininya bukan masalah kemampuan,
juga bukan pada masalah bakat.

Menulis lebih terletak pada NIAT

ada tidak niat kita untuk menulis.
Nana Sudiana

Jadi siapapun bisa menulis asalkan dia punya niat. Saya jadi ingat kata-kata dalam buku Berpikir dan Berjiwa Besar, “You are what you think you are what you feel” Kalau kamu berpikir kamu bias pasti kamu bisa melakukannya begitu juga sebaliknya ketika kamu berpikir tidak bisa kamu juga tidak akan bisa melakukannya. Saya juga ingin menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat, yang menggugah. Selama ini saya sudah belajar untuk menulis meskipun kadang tulisannya tidak serius-serius amat  dan cendereung berisi pengalaman saya sehari-hari. Kadang saya mempublikasikanyya di multiply, blog, atau facebook. Semoga kemampuan menulis saya semakin terasah sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat. Amin
life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar