Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Nasehat Seorang Guru

Hari ini rasanya speechless banget karena habis dapat nasehat dari sosok yang luar biasa. Perkenalanku dengan beliau sungguh tak terduga namun meninggalkan bekas yang dalam. Beliau adalah sosok yang rendah hati, banyak ilmu, dan juga pengalaman di dalam medan dakwah ini. Beliau adalah seorang muwasis dakwah. Tiba-tiba cerita mengalir dari mulutnya. Beliau merasa sedih karena merasa akhlaqnya belum baik. Dalam hati aku bergumam, "Oh, bagaimana dengan akhlaqku?" jelas masih compang camping akhlaqku dibanding beliau.

Beliau bercerita bagaimana dahulu dakwah di era tahun 70an. Sungguh berat tak seperti sekarang. Sekarang dakwah banyak sekali kemudahan. Namun kata beliau, kadang kala kemudahan-kemudahan itu bisa melalaikan. Ya, betul kataku membenarkan kemudahan-kemudahan ini kadang melalaikan. Beliau juga memberikan nasehat, "Banyak-banyaklah berdo'a karena tanpa Allah kita itu nothing, tidak ada apa-apanya". Beliau juga mengingatkan kembali agar ketika melakukan sesuatu kita melakukannya karena Allah.Ya, merasa kembali ditampar terkait dengan keikhlasan. Kadang niat kita mudah berbelok dalam beramal T_T. Ampuni kami ya Allah.

Mendengar kalimat-kalimat dari mulutnya pikiranku melayang pada perjuangan para muwasis dakwah. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Komitmen dan loyalitasnya terhadap perjuangan Islam mampu membangkitkan ruh dakwah yang mulai meredup pada diri insan. Dari kalimat-kalimat beliau kurasakan kembali sebuah ruh perjuangan. Nasehat dari para muwasis biasanya memang terasa berbeda. Lebih mengena, menyentuh sampai ke hati.

Terimakasih ustadz (meskipun engkau tak mau disebut ustadz), terimakasih atas nasehat dan do'amu. Ya beliau berdo'a, "Semoga Allah memberkahi Anda". Do'a yang membuatku berkaca-kaca dan  ingin menumpahkan air mata. Berbicara dengannya seperti berbicara dengan orang tua sendiri. Semoga lain kesempatan kita bisa berjumpa lagi. Berbagi hikmah dan nasehat untuk bekal dalam meniti jalan panjang ini.

Yogyakarta, 27 Oktober 2011



life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar

  1. dulu dan sekarang emang beda.
    dulu ga ada hape, tep bisa komunikasi, bahkan lancar.
    dulu ga ada motor, tep bisa dateng, on-time pula.
    dulu ga ada komputer, tep bisa bikin laporan/update data mesti tulis tangan atau ketikan mesin ketik biasa.
    dulu.. dulu.. dulu..
    sebelum teknologi semaju sekarang,
    mereka lebih militan, bahkan berdarah-darah dalam perjuangannya.
    sekarang.. sekarang.. sekarang..
    apatah artinya teknologi itu. yang seharusnya menjadikan lebih mudah, ternyata malah melalaikan. melenakan. membuaikan.
    sekarang, teknologi mengutuk kita.
    sekarang, teknologi memperbudak kita.
    sekarang, teknologi memperhamba kita.

    the-end.

    BalasHapus
  2. OMG, namamu itu lho soramimi cake? sejenis makanan apa tuh? ya, pinter-pinter kita menyikapi teknologi biar manfaat

    BalasHapus

Posting Komentar