Saya ambil puisi ini dari sebuah cerpen. Cerpennya cukup menarik tulisan dari Lhinblue Alfayrus. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini . Saya tidak tau ini judulnya apa karena memang tidak ada judulnya, namun dalam blog ini saya tulis judulnya Pernahkah Kau Merasa? sebenarnya sih gak bermaksud ingin melow tapi saya suka dengan kata-katanya:), tapi saya gak yakin ini puisi hehe. Puisi Modern kali ya tidak terikat jumlah baris, rima, irama, dll. Simak aja deh:P
Jika anugrah itu membahagiakanMaka cinta yang [katanya] merupakan anugrah dariNYASeharusnya juga membahagiakanNamun adakalanyaAda yang merasa tak bahagia dengan cintaAtau janganlah terlalu dini menyebutnya cintaMari kita sebut saja sebuah rasaRasa yang berbedaYang [lagi-lagi katanya] menggetarkan jiwaAhaMungkin memang belum saatnyaRasa itu adaHingga diri merasa nista dengan rasaAtau jangan-jangan rasa yang adaDidominasi oleh nafsu sebagai manusiaJika itu permasalahannyaMaka titipkanlah rasa pada SANG PENGUASABiarkan ia yang belum saatnya, bersamaNYABiarkan waktu yang kan menjawabnyaHingga Dia mengembalikan rasa itu jika saatnya tibaWanita.. Wanita..Slalu sajaBermain dengan rasaMaka mendekatlah padaNYAAgar rasa yang belum saatnyaTetap terjagaAgar rasa yang adaTak membuat hati kecewaAgar rasa yang dirasaTak membuat jauh dariNYABiarkanlah diri merasa nista dengan rasaJika ternyata nafsu tlah menunggangi ia yang belum saatnyaHingga akhirnya membuat diri menangis pilu karenanyaMenangis karena menyadari bahwa dirinya masih rapuh ternyataMasih perlu belajar bagaimana mengelola rasa yang belum saatnyaYa RabbanaHamba titipkan rasa yang belum saatnyaAgar ia tetap suci terjagaHingga waktunya tiba
Komentar
Posting Komentar