Kuliner di Akhir Pekan

Sudah menjadi kesepakatan saya dan Indri kalau tiap hari jumat sepulang dari kantor kami berdua meluangkan waktu untuk makan di Angkringan Pak Budi. Ini adalah bagian dari cara kami untuk menikmati akhir pekan. Setelah sibuk bekerja makan di angkringan Pak Budi menjadi hiburan tersendiri karena selain tempatnya unik makanannya juga punya rasa yang khas.

Kenapa tempatnya unik? karena berada di dekat rel kereta api, jadi seringkali kalau lagi makan di sana tiba-tiba kereta api lewat dan zgzgzgzgzgzgzgzg bergetar deh sekitar kami. Habis itu biasanya saya dan indri saling berpandangan dan ketawa bareng. Efek kereta apli lewat itu yang bikin unik dan membuat kami bahagia. Untuk makanannya yang paling khas itu gorengannya. Gorengannya gak asal di goreng tetapi setelah digoreng, sebelum disajikan ke pembeli di bakar dulu di atas arang dan di lumuri kecap. Hmmm, gorengannya yummi banget. Wedang jahenya juga maknyusss!

Nah lokasi angkringan ini ada di dekat kampus UIN. Kalau dari  Lampu merah UIN (Jl. Solo) ke kanan (selatan) sampe nemu rel kereta api. Nah Sebelum rel kereta api ada jalan ke kiri (timur) masuk aja  mentok. Angkringannya ada di pojok sebelah kanan. Tempatnya lumayan luas dan kebanyakan isinya mahasiswa. harganya cukup murah. Nasi kucing Rp. 1000, Gorengan Rp. 500, Wedang jahe Rp. 1000.

Nah Jum'at minggu lalu yaitu tanggal 3 Januari 2011 seperti biasa saya dan Indri menuju ke angkringan favorit kami. Hujan deras tak menghalangi kami untuk pergi ke sana. Eh ternyata keberuntungan belum menjadi milik kami. Angkringannya tutup, gak tau kenapa. Mungkin Pak Budi sedang ada urusan lain yang lebih penting sehingga menutup warungnya hari itu.

Karena Angkringan Pak Budi tutup kamipun menuju Warung Bakso Pak Paino di dekat UIN juga. Utara rel UIN ada jalan ke kanan (barat) masuk aja langsung ketemu deh bakso Pak Paino di kiri jalan. Eh sayang sekali baksonya juga tutup. Oiya, Bakso Pak Paino ini enak lho. Penjualnya ramah banget terutama Bu Paino. Setiap pembeli wanita pasti dipanggil cah ayu:)). Bakso mereka juga asli bakso sapi. Dari jualan bakso, tahun lalu Pak Paino bisa berkurban 1 ekor sapi. Subhanallah ya:). Oiya kalau makan bakso di sini juga ada efek kereta lewatnya zgzgzgzgzgzgzggzgzg #bergetar dan lagi-lagi saya dan Indri seneng banget kalau keretanya lewat:D. Perlu diketahui teman-teman sekalian kalau Bakso Pak Paino ini bukanya malam setelah isya baru buka. So jangan datang sebelum isya biar gak kecewa:)

Nah karena dua tempat makan favorit kami tutup akhirnya kami makan di Quick Bento di Jl. Bima Sakti, Sapen. Ini pertama kali saya dan Indri makan di sana. Tempatnya lumayan nyaman.  Dari bakso Pak Paino ke barat terus mentok, ambil kanan terus sampe nemu pertigaan kedua, pertigaan kedua ke kiri. Tengok kanan jalan udah kelihatan Quick Bentonya. Menunya bento-bento tentunya. Alhamdulillah Quick Bento sudah dapat sertifikat halal dari MUI. Jadi gak perlu was-was kalau makan di sini. Harganya sih, relatif sama dengan bento-bento yang lain. Seingat saya mulai dari Rp. 11.000an belum termasuk minum. Minumnya ada aneka macam shake, soft drink, dan lain-lain.

Ditemani rintik hujan dan makanan yang sedap dimakan kami ngobrol banyak banget. Mulai dari masalah kerjaan dan masalah lain. Walaupun Indri usianya lebih muda dari saya (selisih 4 tahun) tapi saya banyak belajar dari dia terutama tentang ketulusan dan persahabatan. Kami juga nyambung kalau ngobrol heheheh:P

Kegiatan makan dan ngobrol bareng teman seperti ini penting banget menurut saya. Bisa menghilangkan stress dan menyegarkan pikiran setelah sibuk bekerja. Manusia itu tetaplah manusia bukan mesin, ia tetaplah butuh jeda. Jeda untuk mengumpulkan kembali energi yang hilang. Jeda itu bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya makan dan ngobrol bareng teman:)

Sayang belum punya dokumentasi yang bagus untuk Angkringan Pak Budi dan Bakso Pak Paino. Saran saya untuk teman-teman yang pengen nyoba langsung ke lokasi saja sesuai dengan penjelasan saya di atas. InsyaAllah tidak menecewakan:). Happy weekend!