Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Ke Tanjung Pinang


Hello, kali ini saya  mau update blog tentang perjalanan ke Tanjung Pinang. Saat ditawari untuk tugas ke Tanjung Pinang saya sedikit berpikir dimanakah Tanjung Pinang itu? Saat googling ternyata ada di Kepulauan Riau. Saya langsung kontak teman yang ada di Pekanbaru, saya pikir Tanjung Pinang dekat dengan Pekanbaru ternyata jauh dan beda pulau ciiin hahahaha:D

 Perjalanan ke Tanjung Pinang kali ini dimulai dari tanggal 30 Januari sampai dengan 1 Februari 2020. H-1 keberangkatan, setelah shalat magrib saya sudah siap-siap mau nyetrika eh tiba-tiba listrik mati dan baru nyala sekitar satu jam kemudian. Tadinya mau cepet-cepet nyetrika dan packing biar cepet istirahat malah sebaliknya. Untungnya esok hari penerbangannya tidak pagi-pagi banget jadi setelah shalat subuh baru berangkat ke terminal Damri.

Kali ini kami naik maskapai singa menuju Tanjung Pinang. Jujur ada sedikit kekhawatiran kalau melihat track record maskapai ini, namun segala sesuatu kan sudah tertulis ya di Lauhul Mahfudz jadi ya bismillah saja, banyak-banyak berdoa dan banyak-banyak berdzikir. Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat. Pemandangan dari atas sungguh amat indah saat mendekati landing. Gugusan pulau-pulau dan birunya air laut menjadi pemandangan yang memanjakan mata. Indahnya Indonesia.

Saya tidak menyangka kalau ternyata saya akan sering tugas ke daerah, saya kira saya hanya akan fokus mengajar  namun ternyata di antara tugas yang saya lakukan selain mengajar adalah melakukan kegiatan rekrutmen ke daerah-daerah dan  juga kegiatan asssessment untuk siswa pelatihan di balai binaan. Seneng sih tetapi capek juga lho. Kalau kita ke daerah itu rasa capeknya malah berkali lipat. Untuk mengejar penebangan pagi tak jarang kami harus sudah stand by jam 03.00 atau jam 04.00 dini hari untuk naik Damri menuju Soetta. Kadang kami juga harus ke daerah-daerah dengan jarak yang cukup jauh dari bandara dan medan yang tidak mudah. Tetapi apapun itu harus disyukuri karena selain bekerja bisa sekalian jalan-jalan dan kulineran:)

Back to Tanjung Pinang, tiba di bandara kami dijemput oleh petugas dari balai setempat. Jarak dari bandara ke balai yang akan kami datangi hanya sekitar 15 menit. Begitu datang kami istirahat sebentar. Kegiatan rekrutmen baru akan dimulai pada pukul 13.00 sedangkan kami telah tiba pada pukul 10.00 WIB. Kami  masih punya waktu cukup lama untuk menunggu. Menjelang makan siang kami diajak makan siang di RM Mie Tarempa yang tidak jauh dari kantor, katanya ini mie khas Tanjung Pinang. Saya sedikit khawatir  kalau rasanya tidak sesuai dengan lidah saya dan porsinya kebanyakan tapi ternyata sebalikya, rasanya enak dan porsinya pas. Kami direkomendasikan untuk memilih menu mie tarempa lembab seafood. Namun kalau untuk cowok kayaknya kalau Cuma makan satu porsi kurang deh hahaha.

Setelah makan, sholat, kami melanjutkan melakukan kegiatan rekrutmen. Kegiatan rekrut baru selesai pada pukul 17.00 WIB. Kami mengambil barang-barang sebentar kemudian diajakin keliling Kota Tanjung Pinang. Kami melihat-lihat dan menikmati pemandangan di sekitar kantor gubernur Tanjung Pinang yang letakya bedekatan dengan pantai. Kami bisa menimkati sunset yang indah dijembatan yang menghubungkan Kota Tanjung Pinnga dengan kantor Gubernur. MasyaAlloh indah banget).

Keesokan harinya badan saya benar-benar capek, capeeeeeek banget rasanya pengen istirahat saja di hotel namun sudah sampai Tanjung Pinang nggak sekalian eksplore daerah sekitarnya itu sayang banget. Alhamdulillah hari pertama kerjaan udah kelar. Biasanya sih kerjaan itu baru dimulai hari kedua tapi alhamdulillah ini bisa dikerjai di hari pertama jadai kami punya waktu untuk ekplore wilayah sekitar.  Tadinya kami berencana ke Lagoi di Bintan, katanya sih hanya sekitar dua jam dari Tanjung Pinang namun karena biaya sewa mobil yang ditawarkan hotel mahal kami mengurungkan diri.

Akhirnya sekitar jam 10an kami menyeberang ke Batam dengan kapal feri. Dari hotel ke pelabuhan tinggal jalan kaki saja (Pelabuhan Sri Bintan Pura). Harga tiket kapal  Rp. 57.500 + Rp. 10.000 untuk masuk peron, totalnya Rp. 67.500. Perjalanan dari Tanjung Pinang ke batam kurang lebih sekitar 1 jam. Batam adalah kota yang kecil dan merupakan daerah insdustri, kami tidak banyak mengekslpor hanya jalan-jalan saja di Nagoya Hill. Sekitar jam 3 sore kami sudah menuju Pelabuhan Telaga Punggur Batam. Kapal kami berangkat pukul 16.00 dan sekitar pukul 17.00 kami sudah merapat ke dermaga di Tanjung Pinang. Hari yang melelahkan, saya pengen cepet-cepet istirahat rasanya. Dan benar saja setelah shalat isya saya buru-buru tidur.

Esok harinya rasanya masih berat euy mau bangun, untung penerbangan ke Jakarta siang jadi bisa leyeh-leyeh dulu. Kami baru check out jam 10.30 WIB. Sampai bandara masih sepi . Menjelang dhuhur saya melipir ke mushola untuk persiapan sholat, saya menunggu sekitar 6 menit sampai waktu dhuhur tiba. Begitu sudah tiba waktunya saya segera shalat jamak qashar dhuhur dan ashar.

Yang harus dilakukan di Tanjung Pinang:
1. Makan Mie Tarempa
2. Jalan-jalan di sekitar pelabuhan karena kalau sore rame banget dan banyak tempat nongkrong
3. Ke Jembatan I Dompak menikmati sunset, jembatan ini adalah jembatan menuju kantor gubernur Kepri yang menghubungkan Pulau Bintan dan Pulau Dompak
4. Makan seafood di Alim Restauran, lokasinya masuk-masuk gang dan langsung menghadap pantai. Makanannya enak dan harganya cukup terjangkau, saya makan bertiga dengan menu sotong salted egg, kerang entah lupa bumbu apa itu, nasi,  tumis kangkung, dan minuman: jus mangga, es kelapa muda dan es teh habis sekitar Rp. 215.000 bayangan kami bakal habis lebih dari itu karena nggak ada daftar harganya:D.
5. Nyeberang ke Batam kalau pengean tau Batam itu seperti apa, bisa juga nyeberang ke Singapore (butuh waktu sekitar 2 jam)
6. Ke Lagoi

Yang lainnya silakan googling sendiri ya:)
Maafkeun watermark foto yang gede-gede hahaha












life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar