Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Berdamai dengan Pandemi

Hallo semuaaaa, ceileh kayak ada yang baca aja Che wkwkwkw. Udah lama banget nggak nulis di blog. Beberapa waktu lalu udah posting tapi kok rasanya agak serius ya? ada beberapa rencana untuk posting sesuatu tetapi ya tinggal rencana belum direalisasikan. Sudah ada ide yang muncul tetapi tidak dieksekusi. Entah mengapa akhir-akhir ini semangat menulis di blog rendah sekali. Sebenarnya blog ini merupakan sarana bagi saya untuk menumpahkan rasa dan pikiran #halah. Jadi harap maklum kalau isinya kebanyakan cerita sehari-hari.

Saat awal-awal pandemi saya sempat stres sekali, parno mau keluar rumah, dan bosan rasanya kalau di rumah terus. Sebagai anak kos saya merasa gerak-gerik saya jadi terbatas. Biasanya bebas mencari makan kemana saja tanpa khawatir. Kali ini untuk makan saja saya khawatir banget. Kalau go food  terus boros, kalau jajan keluar merasa bersalah, kalau masak sendiri di kos tidak ada dapur :(

Dulu pernah mikir kalau work from home itu sepertinya lebih enak, kita bebas berkarya, dan lain sebagainya. Eh, kenyataannya work from home itu nggak gampang. Rumah lebih menggoda untuk rebahan daripada gegawean wkwkwkwk.

Salah satu terapi saya melawan stres adalah dengan menulis. Tulisan itu saya simpan di laptop saja tidak saya publikasikan. Malu euy karenya kebanyakan isinya adalah keluhan. Saya paling intens menulis saat ramadhan. Saya ingin mendokumentasikan apa saja yang saya rasakan dan saya alami selama ramadhan. Tulisan itu saya simpan sendiri dan tidak saya publikasikan di blog karena terlalu personal buat saya.

Sekarang sudah memasuki era new normal katanya. Di satu sisi saya senang tapi di sisi lain saya juga khawatir karena banyak orang yang mulai abai seperti tidak pakai masker, tidak mengatur jarak, dan lain sebagainya. Netizen yang budiman pasti taulah karena ini bukan hanya kekhawatiran saya saja dan sudah banyak buktinya.

Saya berharap pandemi ini segera berakhir, udah kangen mudik euy. Kalau dulu mudik itu sebagai tanda sayang sekarang justru sebaliknya, kita nggak mudik karena kita sayang sama orang-orang di kampung halaman. Sebenarnya  sya sudah kangen banget sama suasana kampung tetapi saya belum berani pulang kampung. Alhamdulillah ada teknologi video call yang memudahkan kita untuk tetap berinteraksi dengan keluarga meskipun jarak memisahkan #halah.

Sekitar dua hari lalu saya video call dengan ibu, galau mau pulang atau enggak. Ibu saya menyarankan untuk tetap di tanah rantau dulu. Nggak enak sama tetangga-tetangga, khawatir juga nanti malah disuruh isolasi di balai desa. Lha ngapain pulang kampung kalau cuma buat isolasi di balai desa wkwkwkw. 

Semoga dunia ini segera membaik ya dan kita bisa bercengkrama lagi seperti sedia kala:)


life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar