Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Operasi Lipoma

28 Desember 2021 ba'da magrib untuk pertama kalinya saya memasuki ruang operasi. Sungguh dag dig dug hati saya. Berawal dari adanya benjolan di bahu sebelah kanan yang sudah saya rasakan kurang lebih selama setahun akhirnya saya memberanikan diri untuk periksa. Kata Dokter ini namanya lipoma, lipoma itu adalah tumpukan lemak. Info lebih lanjut silakan googling:).

Sebagai pengguna BPJS tentunya saya harus memeriksakan diri ke faskes satu terlebih dahulu. Oiya sebelumnya saya sudah pernah konsultasi juga ke dokter umum, katanya memang ini harus dioperasi. Isi benjolannya adalah tumpukan lemak. Ketika bertemu dokter di faskes satu belau memang menyarankan untuk dioperasi, biasanya kalau ukurannya masih kecil masih bisa ditangani di faskes satu. Lipoma saya ukurannya sudah lumanya lah, beliau memprediksi sekitar 5 cm diameternya. Lipoma ini juga kadang bikin pegel, menurut informasi dari dokter itu disebabkan karena lipoma menekan syaraf-syaraf terdekat.

Setelah mendapatkan surat rujukan untuk ke dokter bedah keesokan harinyapun saya ke RS rujukan dan konsultasi dengan dokter bedah. Dokter memeriksa saya kemudian beliau menyarankan saya untuk tes darah dan juga rontgen. Hari itu juga saya ambil darah dan rontgent. Hasilnya diberikan keesokan harinya sekaligus saya akan dijelaskan mengenai prosedur operasinya.

Wah, kok cepet banget batin saya waktu itu. Mumpung jadwal dokter kosong kali ya jadi langsung dieksekusi. Keesokan harinya saya kembali ke rumah sakit (24/12/2021). Kemudian saya ambil hasil tes darah dan rontgent, alhamdulillah hasilnya baik semua. Saya menemui perawat untuk dijelaskan prosedur operasi dan lain-lain. Setelah itu saya melakukan EKG (rekam jantung). Alhamdulillah tidak ada masalah.

Langkah selanjutnya adalah saya harus mendaftarkan untuk rawat inap tanggal 28 Desember 2021. Semua proses ini saya lakukan sendirian. Bolak-balik rumah sakit, antri BPJS, antri dokter, antri lab, antri rawat inap dll. Jujur saya merasa lelah sekali dan merasa sendirian di sini. Belum lagi saya kepikiran macam-macam tentang lipoma ini. Meski ketika saya googling lipoma biasanya tidak berbahaya namun saya tetap khawatir. Operasi ini juga operasi pertama saya yang akan membuat saya dibius total. Saya takut sekali. Pada saat itu semua perasaan saya campur-campur: takut, khawatir, sedih, dan sendirian.

Hari H operasi saya didampingi oleh teman kantor dan juga guru ngaji saya. Keluarga di Jogja tau sih namun nggak memungkinkan juga ke sini. Ada sepupu jauh di bekasi namun dia juga sedang merawat orang sakit jadi ya saya ngerepotin teman kantor dan guru ngaji. 

Saya mulai antri untuk rawat inap sekitar jam 11. 00 WIB dan mulai masuk ruang rawat inap sekitar jam 15.15 WIB. Perawat datang mengecek beberapa hal seperti tekanan darah, alergi terhadap antibiotik dll. Saya baru dibawa ke ruang operasi sekitar jam 17.30 WIB. Tetapi bukan langsung ruang operasi ding, semacam ruang tunggu dulu untuk ganti pakaian dll. Sambil menunggu saya komat-kamit dzikir petang bacaan yang yang hafal.

Sekitar 18.30 saya baru dibawa ke ruang operasi. Sebenarnya tidak seseram yang saya bayangkan. Namun ketika terdengar bunyi tut...tut...tut... itu yang agak seram. Saya berbaring di bed operasi. Kemudian seorang dokter wanita datang dan menyuntikkan anastesi lewat insfus saya. Tidak lama setelah itu seorang dokter/perawat laki-laki memasangkan oksigen ke hidung saya. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi.

Saya mulai sadar ketika perawat memanggil nama saya beberapa kali dan saya sudah berada di ruang pemulihan. Rasanya ngantuk sekali dan saya lihat bahu kanan saya sudah diperban. Saya sadar sekitar pukul 20.00 WIB dan itupun nggak sepenuhnya sadar, saya teler banget rasanya dan bawaannya mau tidur. Saya benar-benar mulai bisa melek sekitar pukul 21.00. Sekitar tiga puluh menit kemudian suster ditemani guru ngaji saya membawa saya ke kamar inap. Alhamdulillah operasi berjalan lancar.

Singkat cerita saya hanya menginap semalam di rumah sakit. Keesokan hari setelah operasi saya sudah boleh pulang setelah makan siang. Alhamdulillah segala administrasi sudah diurusi oleh perawat. Saya tinggal pulang membawa surat kontrol dan bukti untuk mengambil hasil laboratorium. Oiya, liopma saya itu mirip banget sama kuning telur bentuknya. Alhamdulillah setelah kontrol yang kedua hasil lab keluar dan hasilnya menunjukkan aman, tidak ada tanda-tanda keganasan.

Terima kasih BPJS saya merasa lebih ringan meski harus antri  saat proses pendaftaran tapi semua terasa lebih mudah apalagi dari sisi biaya. Saya tidak mengelurkan biaya apapun selama di rumah sakit. Terima kasih Bu Dew, guru ngaji, dan teman-teman yang sudah support yang nggak bisa disebutin satu persatu.

Alhamdulillah semua sudah dilewati, semoga menggugurkan dosa-dosa dan menjadi sarana untuk senantiasa mendekatkan diri pada Ilahi. Dari peristiwa ini saya belajar bahwa sehat adalah nikmat yang mahal. Kalau lagi sakit bawaannya pikiran dan hati gelisah. Saat sakit juga kita terbatas dalam bergerak, misal saat sholat jadi tidak nyaman karena ada infus dan harus duduk/berbaring. Semoga kita bisa senantiasa mensyukuri nikmat sehat ini. Aamiin


life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar