Quotes

Syukur dan sabar bagai dua sayap , yang kanan sayap syukur dan yg kiri sayap sabar. Jika patah salah satu maka kita akan jatuh~Buya Hamka

Label

Langsung ke konten utama

Perjalanan ke Tanah Suci Healing Sejati

Empat belas hari sudah berlalu semenjak pulang dari tanah suci. Sesungguhnya ke tanah suci bukan menuntaskan rindu, justru ini adalah awal dari rindu yang semakin menggebu untuk bisa kembali ke sana lagi. Waktu 9 hari amatlah singkat. Kami rindu thawaf, rindu sa'i, rindu shalat di Masjid Nabawi dan Baitullah lagi. Semoga Engkau panggil dalam keadaan yang lebih baik lagi.

Mengapa Umroh?

Tahun 2020 adalah tahun yang berat buat saya. Pandemi secara sadar maupun tidak sadar membuat saya stress, anxious, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Pada tahun itu tepatnya di bulan Agustus tanggal 19 saya kehilangan orang yang sangat saya cintai, Ibu. Saya sangat sedih dan menyesal karena tidak ada disampingnya di detik-detik terakhir. Kabar ibu meninggal saya ketahui saat saya menunggu hasil rapid test sebagai syarat untuk naik transportasi umum untuk pulang ke Jogja. Hancurnya hati saya saat itu, banyak hal berkecamuk dalam pikiran. Saya hanya bisa terus menerus menangis sepanjang perjalanan karena teringat ibu saya.

Sepeninggal ibu saya seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Saya kebingungan, dunia saya terasa gelap. Saat bapak meninggal separuh jiwa saya terasa melayang, hilang. Beruntung saat itu masih ada ibu jadi saya merasa tidak melaluinya sendirian. Masih ada ibu jadi tempat bersandar dan motivasi untuk terus berjalan. Saat ibu meninggal saya mengira tak akan sepatah hati saat ditinggal bapak, namun saya salah. Saya limbung, saya kehilangan arah, saya merasa sepi, sendiri, dan tak punya siapa-siapa lagi. Saya sadar saya masih punya kakak-kakak, keluarga besar dan juga sahabat-sahabat namun hal itu tidak bisa menghilangkan perasaan sepi dan sendiri yang sering saya rasakan terlebih saya jauh merantau ke ibu kota.

Awal tahun 2021 saya sempat tidak enak badan sampai terasa sesak di dada dan punggung. Saya khawatir saya terkena covid-19, namun setelah melakukan tes hasilnya negatif. Menurut dokter asam lambung saya naik. Setelah saya ingat-ingat, selama pandemi pola makan saya memang kurang baik. Pagi-pagi sebelum sarapan sudah minum kopi, makan tidak teratur, saya juga mengonsumsi suplemen yang sepertinya menjadi salah satu penyebab asam lambung saya naik. Saya bolak-balik ke dokter sampai 4 kali namun kok nggak sembuh-sembuh. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak berobat lagi. Saya coba atur pola makan saya dan menghindari kopi. Saya coba kelola stress saya salah satunya dengan menulis di jurnal harian. Selain itu saya juga mulai rajin jalan kaki. 

Sampai awal tahun 2022 sakit saya belum benar-benar sembuh akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter spesialis penyakit dalam. Saya dirujuk untuk melakukan USG, setelah di-USG alhamdulillah semuanya normal. Dokter sempat menyarankan endoskopi namun saya menolak karena takut. Selain itu menurut dokter endoskopi belum mendesak untuk saya. Stress menjadi faktor utama penyebab asam lambung saya naik, kadang sakit di bagian ulu hati hingga sesak dibagian dada. Dokter meresepkan beberapa obat untuk saya konsumsi. Setelah obat habis saya tidak perlu kontrol lagi. Ynag saya perlu lakukan adalah mengelola stress dan juga mengatur pola makan dan pola hidup saya.

Alasan terbesar saya ingin umroh adalah saya ingin healing, saya ingin disembuhkan lahir, batin, mental, emosional, dan spiritual oleh Allah SWT Sang Penggenggam Hati. Saya ingin minta petunjuk, saya ingin kembali diterangkan jalan hidupnya, dibebaskan dari kekosongan, kebingungan, dan kegelisahan karena saya merasa mudah terombang-ambing. Saya merasa kehilangan jati diri dan banyak hal yang menyesakkan jiwa ini.

Saat itu akhirnya tiba, saya memantabkan diri untuk mendaftar umroh. Bulan Juli saat menerima gaji ketiga belas, saya gunakan uang itu untuk DP pendaftaran umroh. Setelah itu tentu saja masih ada bisiskan-bisikan yang menggoda, "Apakah yakin mau umroh? biayanya tidak sedikit lho", namun salah satu hal yang membuat saya semakin yakin adalah nasehat Ustadz Kasif, "Anda ketika umroh itu bertransaksi dengan Alloh". Jadi, intinya kita diminta untuk tidak hitung-hitungan.

Selain itu Ustadz Kasif juga menyebutkan tentang sebuah hadist dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, "Ikutkanlah antara ibadah haji dan ibadah umroh, karena keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana api pandai besi menghilangkan karat besi dan menghilangkan kotoran emas dan perak." 

Bismillah, akhirnya saya mantab untuk melaksanakan umroh. Alhamdulillah ada rezeki dari Allah SWT yang bisa saya gunakan untuk melunasi biaya keberangkatan umroh.

Manasik Umroh

Hari-hari menjelang umroh perasaan saya tidak menentu, antara exited tetapi juga stress. Bisa berangkat nggak ya, nanti di sana gimana ya, apakah segala macam hal yang dibutuhkan sudah terpenuhi dan lain sebagainya. Setiap kali lihat vlog orang yang lagi umroh bawaannya melting, nangis melulu.

Manasik umroh dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama online dan yang kedua offline. Manasik online lebih ditekankan kepada penjelasan mengenai teknis keberangkatan dan gambaran kondisi nanti di Arab Saudi kuhusnya di Madinah dan Makkah. Apa yang boleh dan tidak boleh dibawa, persiapan-persiapan yang harus dilakukan dan lain-lain.

Manasik offline dilakukan H-1 keberangkatan yaitu tanggal 3 Oktober di Hotel 101 dekat bandara. Pada manasik kali ini kami dibekali ilmu tentang thaharah, shalat, fiqih umroh, dan sekaligus simulasi bagaimana mengenakan pakaian ihram (untuk laki-laki),  melakukan thawaf, dan juga sa'i.

Saat manasik ada beberapa nasehat yang saya catat dari Ustadz Fahmi Aziz yang kurang lebih adalah sebagai berikut, 

"Di dunia ini ada taman-taman surga. Kekasih-kekasih Allah tidak akan merasakan kegelisahan dan kesedihan. Kita semua sedang mencari kebahagiaan yang hakiki. Tidak ada kenikmatan yang lebih tinggi dibanding dengan memandang wajah Allah SWT. Yang ingin bertemu Allah maka beramal sholeh dan jangan sirik"

Manasik hari itu ditutup dengan doa yang semakin membuat diri ini melow, melow ingin segera bertamu ke rumah Nabi SAW dan ke Baitullah.

Menuju Jeddah

4 Oktober 2022 jam 09.00 WIB kami berkumpul di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Pesawat kami dari Jakarta menuju Jeddah dijadwalkan berangkat pada pukul 12.10 WIB. Sebelum boarding Ustadz Fahmi mengingatkan kembali untuk meluruskan niat dan menjadikan perjalanan ini sebagai sarana untuk memperbanyak istighfar dan berdzikir pada Allah SWT.

Kami tiba di Bandara King Abdul Aziz sekitar pukul 17.40 waktu Saudi Arabia. Ada perbedaan waktu 4 jam antara Jakarta dan Saudi Arabia. Di Arab waktunya lebih lambat 4 jam dari waktu di Jakarta. Salah satu hal yang membuat saya terkesan saat tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah adalah petugas imigrasi yang melayani saya sangat ramah dan murah senyum. Saya perhatikan beberapa petugas lain terlihat seram dan jarang tersenyum. Petugas tersebut sambil senyum menanyakan kabar, "Apa kabar?" Saya yang tadinya agak tegang saat di loket imigrasi rasanya jadi lebih santai, alhamdulillah. Sebenarnya tidak heran kalau banyak orang Arab yang bisa berbahasa Indonesia karena jama'ah Indonesia yang menunaikan ibadah umroh maupun haji memang yang terbanyak. 

Madinah Al Munawwarah

Begitu sampai Bandara King Abdul Aziz kami sudah dijemput oleh tim Jejak Imani dan koper-koper bagasi kami sudah ditangani dengan baik. Kami hanya tinggal mengikuti arahan panitia untuk masuk ke dalam bus. MasyaAlloh antara mimpi dan kenyataan akhirnya sampai juga di bumi para nabi. Ada perasaan haru menelusup dalam hati, kadang diikuti dengan air mata yang jatuh ke pipi. Alhamdulillah, alhamdulillah. 

Tujuan utama kami setelah tiba di bandara adalah menuju Kota Madinah. Kota dimana Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah. Kota Madinah memiliki julukan Al-Munawwarah yang artinya bercahaya. Kami menempuh perjalanan darat kurang lebih selama 5 jam menggunakan bus menuju Madinah. Saya merasa lelah sekali dan ngantuk. Di satu sisi ingin menikmati pemandangan malam, di sisi lain ingin beristirahat tidur. Saya tak kuasa menahan kantuk, sesekali saya terbangun dan menikmati pemandangan malam sepanjang perjalanan. Dalam hati saya sering berguman alhamdulillah dan merasa bersyukur sekali karena mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi bumi para nabi.

Sekitar pukul 01.00 waktu setempat akhirnya kami tiba di hotel. Jarak hotel dengan Masjid Nabawi sangat dekat, mungkin sekitar 500 meter. Kami diberi waktu 1 jam untuk bersih-bersih. Pukul 2 kami berkumpul lagi untuk menunaikan shalat di Masjid Nabawi. Kami mengqada shalat dhuhur dan ashar yang sebelumnya dilakukan di dalam pesawat, kemudian menunaikan shalat magrib dan isya dengan dijamak. Setelah itu agenda bebas. Saya dan teman-teman sekamar segera menuju ke dalam Masjid Nabawi. Masih ada waktu untuk bisa masuk dan menunaikan qiyamul lail sambil menunggu subuh. Saat itu kami masuk sekitar jam 04.00 dan kami mendapatkan tempat duduk di paling belakang di bagian dalam masjid. Alhamdulillah masih dapat tempat duduk di dalam. Ada rasa haru yang meyeruak memenuhi hati saya. saya pandangi pilar-pilar dan langit-langit masjid dengan mata berkaca-kaca. MasyaAllaoh saya sedang berada di masjid yang begitu dekat dengan Rasulullah SAW. Air mata tak henti-hentinya menetes. Alhamdulillah hari pertama di Madinah kami bisa sholat subuh berjama'ah di Masjid Nabawi dan berdzikir hingga waktu syuruk. Setelah syuruk kami kembali ke hotel untuk bersih-bersih dan bersiap-siap karena pada pukul 08.00  kami dijadwalkan untuk mengunjungi Raudhah.

Raudhah

Raudhoh merupakan salah satu tempat di Masjid Nabawi yang letaknya ditandai tiang-tiang putih, di antara rumah Nabi SAW (sekarang makam) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 m, dari utara ke selatan 15 m. Raudhah adalah tempat yang makbul untuk berdoa. Sabda Rasulullah SAW, "Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah (taman) di antara taman-taman surga."(diriwayatkan  lima orang ahli hadist)

Untuk memasuki Raudhah harus mendaftar dulu dan kami dibimbing oleh seorang Ustadzah yang sudah membawa barcode pendafatarn rombongan kami. Setelah mengantre kurang lebih 2 jam akhirnya kami bisa masuk ke Raudhah dan shalat 2 rakaat di sana. Selain itu kami juga memperbanyak doa. Saat memasuki area Raudhah selain mengucapkan salam untuk Rasulullah SAW kami juga diajak untuk mengucapkan salam untuk Sayyiduna Abu Bakar dan Sayyiduna Umar karena di samping makam Rasulullah SAW ada makam dua sahabat beliau. 

Lagi-lagi rasa haru dan tangis membuncah ketika berada di Raudhah. MasyaAlloh tak menyangka bisa sedekat ini dengan Rasulullah SAW dan 2 sahabat mulianya. Semoga kami termasuk yang mendapatkan syafa'at dari Rasululullah SAW dan bisa bercengkrama dengan beliau nanti di Telaga Al Kautsar. Aamiin ya rabbal'alamiin.

Keesokan harinya saya dapat info dari teman serombongan kalau ternyata ba'da subuh kita bisa masuk ke Raudhah tanpa harus mendaftar dari pintu 32. Hari Jum'at 7 Oktober 2022 setelah qiyamul lail berjama'ah kami beberapa rombongan akhwat menuju pintu 32 untuk shalat subuh sekaligus mengunjungi Raudhah lagi. Pintu 32 belum dibuka.  Saya, Mbak Rita, Mbak Endah, Mbak Euis dan Mbak Nova shalat di sekitar pintu 30. Begitu subuh selesai dan pintu 32 dibuka kami bergegas menuju sana dan masyaAllah antri dan padatnya luar biasa. 

Alhamdulillah bisa mengunjungi Raudhah lagi meski nggak sempat sholat di sana karena padat sekali, namun kami masih bisa banyak-banyak berdoa dan menyapa Rasulullah SAW. Kami menunggu sampai dhuha di masjid kemudian menuju hotel. Hari Jumat, 7 Oktober 2022 adalah hari terakhir kami di Madinah karena ba'da jumatan sekitar jam 14.00 kami akan bertolak menuju Makkah untuk menunaikan ibadah umroh. 

Oh iya, ada yang terlupa. Pada tanggal 6 Oktober 2022 kami diajak City Tour Madinah. Kami ke Masjid Quba, Jabal Uhud, dan juga mencari oleh-oleh di Kebun Kurma. Saya pikir Kebun Kurma itu beneran kebun kurma ternyata nama tempat jualan oleh-oleh terutama kurma dengan berbagai macam jenisnya:)

Umroh dan Makkah

Jumat, 7 Oktober 2022  jam 14.00 WIB kami bersiap menuju Makkah untuk menunaikan ibadah umroh. Kami akan mengambil miqot dari Stasiun Haramain High Speed Railway di Madinah. Perjalanan dari hotel ke stasiun memakan waktu sekitar 20 menit. Sepanjang perjalanan menuju stasiun Ustadz Fahmi memberikan tausiyah yang intinya adalah untuk menjaga niat dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. 

"Amalan kita itu sedikit, udah sedikit belum tentu ikhlas. Kata Rasulullah, Rasulullah SAW masuk surga bukan karena amalannya namun karena rahmat Allah SWT. Ibadah kita adalah ibadah untuk mencari cintanya Allah. Kelelahan-kelelahan kita belum seberapa dibandingkan dengan kelelahan Rasulullah SAW dan para sahabat. Masa-masa indah di Madinah jangan menjadikan kita tertipu dengan diri kita. Jangan menjadikan diri kita menjadi ujub(takjub)dengan diri kita, harusnya ini menjadi titik awal kebangkitan diri kita, pengetahuan kita, ma'rifat kita kepada Allah SWT". 

Setiap kali Ustadz Fahmi ngasih tausiyah rasanya jleb banget, masyaAllah. 

Kereta kami berangkat sekitar pukul 16.30 waktu Saudi. Jika menggunakan bus perjalanan Madinah-Makkah membutuhkan waktu sekitar 5 jam, namun menggunakan kereta cepat waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 2 jam. Begitu kereta berangkat Ustadz Zaid memandu kami untuk mengambil miqat kemudian melafadzkan niat untuk umroh. Kami juga dibimbing untuk memperbanyak  membaca kalimat talbiyah. Kami punya dua Ustadz pembimbing, pertama Ustadz Fahmi yang sekaligus tour leader kami. Kedua, Ustadz Zaid yang merupakan muthawif kami. 

Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan gurun pasir, pegunungan, dan bebatuan. Subhanallah, Arab Saudi ini adalah padang tandus nan gersang. Sekitar pukul 18.30 kami sudah sampai di Makkah. Tim Jejak Imani menjemput dengan bus dan kami diantar menuju hotel. Setelah istirahat sebentar, makan malam, kemudian kami kumpul jam 21.00 di lobi hotel untuk bersama-sama menuju Baitullah untuk melaksanakan umroh.

Antara percaya dan tidak rasanya, saya benar-benar dekat dengan Ka'bah. Perasaan campur-campur. Bertemu dengan orang dari berbagai macam negara, disatukan dalam tujuan yang sama yaitu mengesakan-Nya. 

Di antara rukum umroh adalah

1. Memakai ihram

2. Miqat

3. Thawaf

4. Sa'i

5. Tahallul

6. Tertib

Pakaian iharam sudah dikenakan, miqat telah dilakukan untuk selanjutnya kami bersama-sama  melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 putaran. Di setiap putaran ada doa-doa khusus yang dipanjatkan. Subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar. Setelah selesai thawaf kami shalat dua raka'at di belakang Maqam Ibrahim. Setelah itu disunnahkan untuk meminum air zam zam. Selesai thawaf kami melanjutkan perjalanan untuk melakukan sa'i dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa. Setelah sa'i selesai dilanjutkan denga tahallul (memotong rambut). Untuk laki-laki disunnahkan sampai gundul untuk wanita minimal 3 helai rambu dipotong seruas jari.

Alahmdulillah rangkaian ibadah umroh yang pertama berhasil dilakukan. Kami selesai sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Setelah itu kami istirahat ke hotel. Subhanallah kaki rasanya pegal-pegal dan capek sekali. Memang benar bahwa haji dan umroh itu butuh kekuatan fisik. Setelah sampai kamar hotel, saya istirahat sejenak kemudian mandi dengan air hangat.

Keesokan harinya ( Sabtu, 8 Oktober 2022) jadwal kami adalah ibadah mandiri, tidak ada jadwal kegiatan bersama. Hari itu kami manfaatkan untuk memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.

Ahad 9 Oktober 2022 kami melakukan City Tour di Makkah. Kami mengunjungi Jabal Tsur dimana terdapat gua tempat Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA bersembunyi dari kejaran kaum Kafir Quraisy saat hendak hijrah ke Madinah.

Kemudian kami ke Padang Arafah dimana terdapat jabal Rahmah tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Di Padang Arafah inilah biasanya jama'ah haji melakukan wukuf dari ba'da dhuhur hingga magrib. Saat wukuf adalah saat mustajabnya do'a. Semoga Allah mampukan untuk haji bersama pasangan nanti di usia yang masih muda, kalau bisa sebelum umur 50 tahun. Aamiin ya rabbal'alamiin.

Selesai dari Arafah kami menuju  Masjid Aisyah di Ta'nim untuk mengambil miqat untuk melaksanakan umroh yang kedua. Masjid ini adalah masjid dimana Bunda Aisyah melakukan miqat ketika umroh. Masjid ini berjarak sekitar 7,5 km dari Masjidil Haram. Perjalanan cukup terasa panjang hari itu karena saya sedang tidak enak badan. Cuaca juga sangat panas, subhanallah. Untuk umroh yang kedua saya niatkan untuk badal umroh untuk almarhumah ibu saya tercinta.

Setelah mengambil air wudu kami shalat tahiyatul masjid kemudian berkumpul bersama rombongan untuk kembali ke Makkah. Kami makan siang terlebih dahulu di hotel, kemudian sekitar jam 13.00 kami berkumpul untuk bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk kembali melakukan umroh. Tadinya saya mau sa'i dengan sekuter karena nggak enak badan dan kaki saya terasa pegal namun ajaibnya ketika berjalan dari hotel menuju Masjidil Haram kaki saya terasa ringan dan tidak sakit. Saat thawafpun saya merasa nyaman. Bismillah akhirnya saya tidak jadi sa'i dengan sekuter. Meski ketika sa'i terasa lebih berat dibanding thawaf, alhamdulillah saya bisa menyelesaikannya bersamaan dengan teman-teman meski saya sering berjalan di barisan belakang karena badan masih terasa lemas dan kaki mulai sakit lagi. Malam harinya saya demam sampai mengigau, alhamdulillah teman-teman sekamar baik sekali dan mau merawat saya. Keesokan harinya keadaan saya lebih baik setelah minum paracetamol.

Senin, 10 Oktober 2022 kami diberikan jadwal ibadah mandiri. Alhamdulillah pada hari itu selepas shalat dhuhur saya dan Mbak Rita berhasil shalat di Hijir Ismail setelah thawaf sunnah. Hijir Ismail masih bagian dari Ka'bah, shalat di Hijir Ismail sama dengan shalat di dalam Ka'bah dan Hijir Ismail adalah tempat mustajab untuk berdoa. Untuk shalat di Hijir Ismail kita harus sabar karena harus antri. Tak jarang ada yang nekad menyerobot antrian jadi harus banyak-banyak bersabar.

Dalam hadist riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Hurairah, di pintu Hijr Ismail ada malaikat yang selalu mengatakan kepada setiap orang yang masuk dan sholat dua rakaat di Hijr Ismail; kamu telah diampuni dosa-dosamu. Maka mulailah dengan amalanmu yang baru”.

Hari itu juga kami manfaatkan untuk mencari oleh-oleh di sekitar Masjidil Haram. Ada banyak toko di sana baik kios-kios maupun mall (Zam Zam Tower). Jika ingin membeli oleh-oleh yang lebih eksklusif bisa beli di Zam Zam Tower, seperti coklat kurma dengan berbagai macam jenis dan merek, parfum, gamis, dan lain-lain. 

Thawaf Wada'

Selasa, 11 Oktober 2022 merupakan hari terakhir kami di Makkah. Kami melakukan qiyamul lail berjama'ah di rooftop Masjidil  Haram. Ba'da subuh kami besama-sama mendekati Ka'bah untuk melakukan thawaf wada' (thawaf perpisahan). Pagi itu kami dibimbing oleh Ustadz Zaid. Thawaf wada' adalah thawaf sunnah, dilakukan sebanyak 7 kali putaran. Kami dianjurkan untuk berdoa masing-masing agar lebih khusyu' selama thawaf. Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad kami memperbanyak doa sapu jagad, Rabbana Aatina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar.

Pagi itu adalah pagi yang paling melow. Sedih sekali rasanya akan berpisah dengan Baitullah. Rasanya belum optimal ibadah yang dilakukan, rasanya masih ingin berlama-lama bermunajad di Baitullah. Semoga Allah SWT menerima umroh kami. Semoga ini menjadi titik balik untuk kami menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sekarang saya tau mengapa orang sering bolak-balik umroh karena memang senikmat itu meski kami harus berlelah-lelah. 

Pulang

Alangkah sedihnya saat menuju Bandara King Abdul Aziz untuk pulang ke tanah air. Beberapa kali air mata ini menetes. Saat antre di imigrasi tak kuasa juga menahan tangis. Rasanya belum puas ibadahnya, rasanya belum optimal munajadnya. Rasanya masih ingin berdekat-dekatan dengan Rasulullah SAW dan Baitullah. Panggil kami lagi ya Allah, panggil kami lagi.

Sekembalinya dari Baitullah hati terasa penuh, jiwa terasa segar. Ibarat baterai yang tadinya low sudah full charging lagi. Pikiran yang tadinya stuck terasa segar kembali. Dada yang tadinya sesak terasa lebih lapang, jalan di depan mata terasa lebih terang. Hati yang tadinya resah dan gelisah berganti menjadi tenang. Alhamdulillah wasyukurillah. Sunguh perjalanan yang tidak pernah disesali, justru ingin lagi, lagi, dan lagi. Semoga Allah SWT menerima ibadah umroh kami, mengabulkan hajat-hajat kami, dan mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Allah panggil lagi dalam keadaan yang lebih baik. Inilah healing yang sejati, berdekat-dekat dengan Nabi SAW dan beribadah di tanah suci untuk Allahurabbi.

Alhamdulillah, bisa sedekat ini dengan Ka'bah

   
di dalam Stasiun Kereta Api Cepat 
foto setelah semua rangkaian umroh pertama selesai dengan lattar Zam Zam Tower

Setelah thawaf wada'
life-long learner, suka jalan-jalan, blogging, dan phonetography| Bahagia itu sederhana| Hidup mulia dan husnul khotimah (aamiin).

Komentar